Cara Budidaya Oyong/Gambas secara Organik

Oyong atau yang sering dikenal juga dengan sebutan gambas, merupakan salah satu sayuran yang mungkin pernah kamu temui di pasar tradisional atau bahkan di kebun sendiri. Buat yang belum tahu, oyong bukan hanya sekadar sayuran biasa.

Oyong bisa menjadi pilihan menu gaya hidup sehat, terutama di kalangan mereka yang mulai beralih ke gaya hidup sehat dan ramah lingkungan. Budidaya oyong secara organik menjadi pilihan banyak petani karena hasil panennya tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Nah kali ini admin akan berbagi informasi tentang cara pembudidayaan oyong secara organik.

Mengenal Gambas (Luffa acutangula)

Nah, buat kamu yang belum familiar, gambas atau Luffa acutangula adalah tanaman yang termasuk dalam keluarga Cucurbitaceae, keluarga yang sama dengan mentimun, labu, dan melon. Uniknya, oyong ini punya banyak manfaat, bukan hanya dari segi kuliner tapi juga kesehatan.

Jika kamu perhatikan, oyong memiliki bentuk panjang dengan kulit beralur yang ketika muda terasa lembut dan renyah. Kalau sudah tua, oyong berubah fungsi menjadi loofah alami, yang sering digunakan sebagai alat mandi untuk scrubbing.

Jadi, selain enak dimakan, tanaman ini punya kegunaan lain yang juga tak kalah menarik, bukan?

Oyong sangat cocok diolah menjadi berbagai masakan. Baik itu ditumis, direbus, atau bahkan dijadikan sup, rasanya tetap enak dan ringan. Selain rasanya yang lezat, oyong juga sangat kaya nutrisi.

Kandungan Nutrisi

Sekarang, mari kita lihat lebih dekat apa saja kandungan nutrisi di dalam oyong ini. Dalam 100 gram oyong, terdapat sekitar:

  • 1.09 gram protein
  • 17 mg kalsium
  • 1.6 mg zat besi
  • 5.6 IU vitamin A
  • 7 mg vitamin C

Wah, cukup mengesankan, ya? Protein di dalam oyong mungkin tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan daging atau kacang-kacangan, tetapi tetap bermanfaat untuk pertumbuhan sel-sel tubuh.

Lalu, ada kalsium yang penting untuk kesehatan tulang, serta zat besi yang membantu mencegah anemia.

Yang paling menarik mungkin kandungan vitamin A dan vitamin C-nya. Vitamin A dikenal baik untuk kesehatan mata, sementara vitamin C berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh.

Kandungan vitamin C di dalam oyong membantu tubuh melawan radikal bebas dan mempercepat proses penyembuhan luka. Jadi, makan oyong bisa jadi cara enak untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Cara Budidaya Oyong (Gambas) Organik

Untuk cara pembudidayaan oyong, bisa teman-teman baca selengkapnya dibawah ini..

Persiapan Benih Oyong

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah mempersiapkan benih oyong. Nah, benih yang baik itu kunci dari tanaman yang subur. Kamu bisa mendapatkan benih dari buah oyong yang sudah tua, biasanya berwarna cokelat dan kering.

Caranya, keluarkan biji dari buah yang sudah matang, lalu keringkan hingga kadar airnya tinggal sedikit, sekitar 8%. Setelah kering, simpan benih itu di tempat yang rapat, bisa tambahkan abu sekam untuk menjaga kelembapan benih agar tetap optimal.

Tapi, kalau kamu merasa ribet atau ingin praktis, benih oyong berkualitas juga banyak tersedia di toko pertanian. Pastikan saja kamu memilih yang benar-benar berkualitas agar hasil panenmu memuaskan.

Persiapan Lahan Tanam

Setelah benih siap, saatnya mengolah lahan. Ini penting banget karena lahan yang subur akan membantu oyong tumbuh dengan baik. Pertama-tama, bersihkan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya.

Gulma ini bisa mengambil nutrisi yang seharusnya untuk oyong, jadi pastikan semuanya bersih, ya.

Setelah itu, lakukan penggemburan tanah. Tanah yang gembur memudahkan akar oyong berkembang dan menyerap nutrisi. Kamu bisa menggunakan cangkul atau bajak, tergantung ukuran lahan yang kamu siapkan.

Setelah tanah tergembur, buat bedengan. Ukurannya sekitar 80 cm hingga 100 cm lebarnya, dengan jarak antar bedengan sekitar 2 hingga 2,5 meter. Ini supaya oyong punya cukup ruang untuk tumbuh leluasa.

Kalau tanahmu punya pH di bawah 5,5, jangan lupa lakukan pengapuran. Kamu bisa pakai dolomit atau kapur pertanian sekitar 7 sampai 10 hari sebelum mulai menanam. Ini penting supaya tanah lebih seimbang dan siap menerima benih oyong.

Pemupukan Dasar

Nah, setelah lahan siap, kita masuk ke tahap pemupukan dasar. Di sini, kamu bisa menggunakan pupuk kandang atau kompos untuk memberi nutrisi alami pada tanah.

Kalau kamu ingin menambahkan pupuk kimia seperti Urea, TSP, dan KCl, pakailah dengan perbandingan 1:2:1.

Sebarkan pupuk secara merata di atas bedengan, lalu ratakan dengan tanah. Setelah itu, biarkan bedengan selama 7 hingga 10 hari. Ini akan memberi waktu pupuk untuk meresap sempurna ke dalam tanah dan menyediakan nutrisi bagi oyong ketika ditanam nanti.

Penanaman Oyong

Saatnya yang paling seru—menanam oyong! Setelah bedengan siap dan pupuk dasar sudah terpasang, pasanglah mulsa plastik di atas bedengan. Mulsa ini berfungsi untuk menjaga kelembapan tanah dan mengurangi pertumbuhan gulma.

Kamu bisa membuat lubang tanam di atas mulsa, jaraknya sekitar 70 cm hingga 80 cm antara satu lubang dengan yang lainnya.

Jika kamu ingin memastikan oyongmu tumbuh serempak, rendam dulu benih yang sudah dipersiapkan tadi dalam air hangat kuku selama kurang lebih 10 jam. Setelah itu, bungkus benih dengan kain lembab hingga muncul kecambah.

Baru deh, benih tersebut siap ditanam di lahan yang sudah kamu siapkan. Pastikan tunas akar berada di bagian bawah ketika menanamnya.

Oh ya, kalau lahanmu kering, jangan lupa menyiram tanah setelah menanam agar benih mendapat kelembapan yang cukup. Dan, kalau kamu ingin menghindari hama yang menyerang akar, bisa tambahkan sedikit nematisida di sekitar benih yang ditanam.

Pemasangan Ajir atau Lanjaran

Oyong itu tanaman merambat, jadi jangan lupa pasang ajir atau lanjaran untuk menopang tanamanmu. Ajir ini akan membantu tanaman oyong tumbuh dengan baik ke arah vertikal, sehingga buahnya bisa berkembang sempurna.

Biasanya, pemasangan ajir dilakukan sesaat setelah proses penanaman selesai.

Penyulaman Tanaman

Seminggu setelah tanam, saatnya kamu mengecek kondisi tanaman. Jika ada tanaman yang mati atau tumbuhnya kurang baik, kamu bisa melakukan penyulaman.

Berarti kamu mengganti tanaman yang tidak tumbuh optimal dengan tanaman baru agar hasil panen tetap maksimal.

Penyiraman Tanaman

Tanaman oyong suka air, tapi jangan juga sampai berlebihan. Penyiraman yang teratur sangat penting, terutama di musim kemarau.

Kalau oyong kekurangan air, bisa-bisa bunga dan buahnya rontok sebelum sempat berkembang sempurna. Lakukan penyiraman sesuai kebutuhan, dan pastikan tanah selalu dalam kondisi lembab, tapi tidak terlalu basah.

Penyiangan Lahan

Selama oyong tumbuh, kamu juga perlu melakukan penyiangan secara berkala. Ini artinya membersihkan gulma atau tanaman pengganggu yang tumbuh di sekitar oyong.

Penyiangan penting supaya oyong tidak harus bersaing dengan gulma untuk mendapatkan nutrisi.

Pemupukan Susulan

Setelah tanaman oyong berumur 10 hari, lakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini penting untuk memastikan tanaman oyong mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang.

Biasanya, pupuk NPK, ZA, TSP, dan KCl digunakan dengan dosis yang tepat sesuai anjuran.

Pemanenan Oyong

Nah, setelah melewati proses panjang ini, tibalah saat yang paling ditunggu—pemanenan! Tanaman oyong bisa dipanen setelah berumur sekitar 40 hingga 70 hari.

Setelah pemanenan pertama, kamu bisa terus memanen setiap dua hari sekali. Buah oyong yang dipanen sebaiknya belum terlalu tua agar rasanya tetap segar dan teksturnya lembut.

Penutup

Budidaya oyong organik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga menghasilkan produk yang lebih sehat dan bergizi. Dengan mengikuti panduan di atas, diharapkan hasil budidaya oyong kamu akan maksimal dan berkualitas tinggi.

Tanaman oyong yang dibudidayakan secara organik akan memiliki keunggulan tersendiri, baik dari segi rasa maupun kesehatan.