Cara Menanam Biji Sawi: Pembibitan, Perawatan Dan Masa Panen

Halo teman-teman, apakah kalian sedang mencoba untuk menanam sawi? Jika iya dan kamu tidak tahu cara yang benar, maka kamu datang ke tempat yang tepat.

Kali ini admin akan membahas tentang cara menanam dan merawat sawi. Sawi adalah salah satu jenis sayuran yang sangat populer dan sering digunakan dalam berbagai masakan, sawi juga memiliki banyak manfaat kesehatan yang luar biasa.

Sebelum kita masuk ke dalam detail tentang penanaman dan perawatan sawi, mari kita mulai dengan fakta menarik tentang sayuran ini. Tahukah kamu bahwa sawi merupakan salah satu sayuran yang paling rendah kalori?

Dalam 100 gram sawi, hanya terdapat sekitar 25 kalori. Selain itu, sawi juga mengandung banyak serat, vitamin C, vitamin K, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh. Dengan begitu banyak manfaat yang ditawarkan oleh sawi, tidak ada alasan untuk tidak mencoba menanamnya sendiri di halaman belakang kamu.

Pengenalan Sawi

Ada beberapa jenis sawi yang umum ditanam di Indonesia. Salah satunya adalah sawi hijau atau biasa disebut juga dengan sawi putih. Sawi hijau memiliki daun berwarna hijau muda dan tekstur yang renyah.

Selain itu, ada juga varietas sawi merah yang memiliki daun berwarna merah muda atau ungu. Sawi merah ini memiliki rasa yang sedikit lebih pahit dibandingkan dengan sawi hijau, namun tetap memberikan manfaat kesehatan yang sama.

Manfaat dari mengonsumsi sawi sangatlah banyak. Sawi mengandung serat yang tinggi, sehingga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.

Selain itu, sawi juga mengandung senyawa sulfur yang dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan mencegah perkembangan sel kanker. Vitamin C yang terkandung dalam sawi juga baik untuk sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan kulit.

Varietas Sawi

  1. Sawi Hijau
    Sawi hijau menjadi pilihan utama bagi para petani yang menghargai keberagaman warna dan rasa. Dengan daun berwarna hijau yang menawan dan kelezatan yang tak tertandingi, sawi hijau menjadi andalan dalam masakan Indonesia. Keistimewaan lainnya adalah tekstur daun yang renyah, memberikan sensasi nikmat saat dikonsumsi.
  2. Sawi Putih
    Sawi putih menonjolkan keanggunan dengan daun berwarna putih yang bersih dan cerah. Kelebihan sawi putih terletak pada kelembutan daunnya yang memberikan sensasi lembut ketika dimasak. Kandungan nutrisi yang tinggi membuat sawi putih menjadi pilihan sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
  3. Sawi Merah
    Sawi merah memberikan sentuhan warna merah yang mencolok, menjadikannya pilihan ideal untuk memberikan variasi visual pada hidangan. Kelebihan sawi merah tidak hanya terletak pada tampilannya yang menarik, tetapi juga pada rasa dan tekstur daun yang renyah. Dengan konsumsi sawi merah, kamu tidak hanya mendapatkan nutrisi, tetapi juga pengalaman visual yang memikat.

Cara Menanam Biji Sawi

1. Pemilihan Benih Sawi

Proses penanaman sawi dimulai dengan langkah awal yang perlu diperhatika, yaitu pemilihan benih. Tahap ini sangat menentukan keberhasilan dan kualitas sawi yang akan tumbuh.

Untuk mendapatkan mutu sawi yang optimal, pemilihan benih harus dilakukan dengan cermat. Benih sawi berkualitas tinggi dapat ditemukan di toko bibit, masih terbungkus rapi, dan tidak mengalami kerusakan.

Ciri-ciri umum benih sawi yang baik termasuk memiliki warna cokelat kehitaman, tekstur keras dengan bentuk bundar kecil, dan permukaan yang licin dan mengkilap.

Selain membeli, kamu juga dapat membuat bibit sawi sendiri dengan mengambil benih dari tanaman sawi yang telah berumur sekitar 70 hari setelah penanaman. Pastikan tanaman sawi yang akan diambil benihnya terisolasi dari tanaman sawi lainnya untuk memudahkan proses penanaman.

Pada setiap hektar tanah yang akan ditanami bibit sawi, diperlukan sekitar 750 gram benih sawi. Namun, jika penanaman sawi hanya dilakukan di pekarangan, jumlah benih yang diperlukan dapat disesuaikan, biasanya sekitar 2 sendok makan, tergantung pada luas lahan tanam.

2. Pembibitan dan Penyemaian Benih

Setelah mendapatkan bibit sawi berkualitas, langkah berikutnya dalam proses penanaman sawi adalah melakukan pembibitan atau penyemaian benih. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan tunas sawi yang berkualitas.

Pembibitan dimulai dengan merendam benih yang akan digunakan selama 6 hingga 12 jam. Pilih benih sawi yang tidak mengapung selama proses perendaman. Setelah itu, keringkan benih yang telah direndam dan masukkan ke dalam media tanam, seperti polybag yang berisi humus dan pupuk organik dengan perbandingan 1:3.

Isi polybag dengan 5 hingga 10 benih sawi dan siram setiap 2 kali sehari hingga tunas muncul. Untuk memastikan pertumbuhan benih, simpan mereka di tempat yang sejuk dan terkena sinar matahari langsung. Pastikan benih mendapatkan cukup air untuk menjaga kelembapannya.

Setelah tunas sawi telah berkembang, biarkan selama sekitar 10 hari sebelum dipindahkan ke lahan tanam utama.

Cara Mengelolah Lahan serta Menanam Sawi

Proses selanjutnya dalam budidaya sawi adalah mengelola lahan tanam yang akan digunakan untuk menanam sayuran ini. Tujuan dari pengelolaan lahan ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah agar sawi dapat tumbuh dengan optimal.

Proses ini juga bertujuan untuk meratakan dan membersihkan tanah dari gulma serta rumput liar yang dapat mengganggu pertumbuhan sawi. Langkah awal dalam mencerna lahan tanam adalah dengan mencangkul tanah hingga gembur dan membersihkannya dari gulma atau rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan sawi.

Cangkul tanah sebaiknya dilakukan dengan kedalaman 20-40 centimeter, dan tambahkan pupuk organik sebanyak 10 ton per hektar tanah untuk memperbaiki kandungan nutrisi tanah. Pastikan juga adanya sinar matahari yang cukup tanpa adanya tumbuhan yang menghalangi.

Jika tanah yang digunakan untuk menanam sawi bersifat sangat asam, dapat dilakukan proses pengapuran untuk menaikkan tingkat keasaman tanah. Pengapuran sebaiknya dilakukan 2-4 minggu sebelumnya dengan menyebarkan kapur kalsit atau dolomit. Setelah itu, buat bedengan dengan panjang 1-3 meter, lebar 80-120 centimeter, dan tinggi 20-30 centimeter.

Setelah lahan tanam siap, langkah selanjutnya adalah menanam tunas sawi ke dalam tanah yang telah disiapkan sebelumnya. Perhatikan jarak tanam sawi, sebaiknya 25-30 centimeter antara setiap tanaman, dengan kedalaman lubang tanam sekitar 6-10 centimeter.

Setelah ditanam, tutuplah bibit sawi dengan menimbun sebagian batangnya menggunakan pupuk kompos.

Cara Perawatan Sawi

Pastikan sawi mendapatkan paparan cahaya matahari yang cukup, namun tidak melebihi 8 jam setiap harinya. Penyiraman sawi sebaiknya dilakukan dua kali sehari untuk menjaga kelembaban tanah tetap optimal.

Namun, selama musim hujan, perhatikan tingkat curah hujan agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan sawi.

1. Penyiraman Tanaman

Tumbuhan yang sudah tumbuh perlu disiram secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah tempat tumbuhnya. Disarankan untuk menyiram tanaman dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.

Penyiraman dapat ditingkatkan dengan mencampur air dengan pupuk organik atau menggunakan air cucian beras. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan unsur hara tanah sehingga sawi mendapatkan nutrisi yang optimal.

Selama musim kemarau, perbanyak penyiraman untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Hindari paparan cahaya matahari lebih dari 8 jam sehari sebisa mungkin.

Namun, pada masa penghujan, kurangi frekuensi penyiraman. Jika curah hujan cukup tinggi, tanaman tidak perlu disiram dua kali sehari karena kelembaban tanah sudah mencukupi.

2. Penjarangan

Penjarangan merupakan langkah penting setelah 14-18 hari penanaman sawi. Proses ini dilakukan dengan mencabut tanaman sawi yang tumbuh terlalu rapat untuk memastikan tingkat kesuburan yang seragam.

3. Penyulaman Tanaman

Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman sawi yang rusak dengan tanaman baru yang masih sehat. Langkah ini bisa diulang 2-4 kali sebelum masa tanam dengan memeriksa kondisi tanaman sawi yang telah ditanam.

Jika ada tanaman yang rusak, segera cabut dan gantilah dengan tanaman sawi yang masih sehat.

4. Penyiangan

Proses penyiangan dilakukan 2-4 kali selama masa tanam dengan mencabut gulma atau rumput liar di sekitar sawi, menggemburkan tanah, dan melakukan pemupukan setelah 3 minggu masa tanam.

Pemupukan dapat dilakukan dengan mencampur 1 sendok teh urea ke dalam 25 liter air, kemudian disiramkan pada tanaman setiap pagi dan sore.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama seperti ulat perusak daun, ulat tanah, dan ulat grayak serta penyakit seperti bintik daun, busuk alternaria, busuk pangkal gada, dan busuk daun seringkali menyerang sawi. Untuk menjaga kualitasnya, diperlukan pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan pestisida setiap 2 minggu sebelum masa panen.

Masa Panen dan Cara Memanen Sawi

Masa panen sawi hijau dimulai sekitar 50-80 hari setelah penanaman benih, saat tanaman telah mencapai tahap kematangan optimal. Proses panen ini memerlukan perhatian khusus untuk memastikan hasil panen berkualitas.

Cara memanen sawi hijau dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

  1. Memotong Pangkal Batang
    Pilihan pertama adalah memotong pangkal batang sawi dengan hati-hati. Proses ini dapat dilakukan untuk mendapatkan seluruh tanaman sawi.
  2. Mencabut dari Pangkal
    Alternatif lain adalah mencabut seluruh tanaman sawi sampai ke pangkalnya. Langkah ini sesuai untuk mendapatkan tanaman secara keseluruhan.
  3. Memotong Daun Saja
    Jika kamu hanya ingin mengambil daun sawi, memotong bagian daunnya saja bisa menjadi opsi yang tepat tanpa merusak pangkal tanaman.

Cara Menjaga Kesegaran Hasil Panen Sawi

  1. Penanganan Cepat
    Setelah dipanen, bawa sawi secepat mungkin ke tempat teduh untuk menghindari layu akibat panas.
  2. Bilas Tanah dan Potong Akar
    Bersihkan sawi dari tanah yang menempel dan potong akarnya untuk mengurangi proses oksidasi yang dapat mempengaruhi kualitas sayuran.
  3. Pemotongan Bagian Daun yang Tidak Baik
    Potong bagian daun yang kurang baik atau tidak bermutu untuk memperpanjang kesegarannya.
  4. Sortir dan Pisahkan Kualitas
    Pisahkan sawi yang baik dan berkualitas dari yang kurang bermutu. Proses sortir ini penting untuk menjaga kualitas hasil panen.
  5. Penyimpanan dengan Baik
    Susun sawi dalam posisi berdiri saat penyimpanan dan beri sedikit percikan air untuk menjaga kesegaran sayuran.
  6. Pilih Waktu Panen yang Tepat
    Lakukan panen sebelum masa hujan datang untuk menghindari proses pembusukan yang cepat.

kamu dapat menyimpan sawi dalam kulkas dengan membungkusnya dalam kantong plastik atau kertas. Pastikan untuk membersihkan sawi sebelum menyimpannya dan menghilangkan daun yang rusak atau busuk.

Untuk menjaga kualitas sawi, sebaiknya dikonsumsi dalam waktu satu minggu setelah panen. Sawi yang disimpan terlalu lama cenderung kehilangan nutrisi dan kelembapannya.

Jika kamu memiliki kelebihan panen, kamu juga dapat mencoba mengawetkan sawi dengan cara menggilingnya dan membekukannya dalam wadah es.

Penutup

Sampai disini, admin telah membahas tentang cara menanam dan merawat sawi dengan baik. Sawi adalah sayuran yang sangat bergizi dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, kamu dapat menanam sawi sendiri di halaman belakang kamu dan menikmati hasil panennya.

Jadi, jangan ragu untuk mencoba menanam sawi sendiri dan merasakan manfaatnya bagi kesehatan kamu. Selain itu, menanam sayuran sendiri juga merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat memberikan kepuasan tersendiri. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu dan selamat mencoba menanam sawi teman-teman!